Tampilkan postingan dengan label IAIN Sunan Ampel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label IAIN Sunan Ampel. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 12 Juni 2010

PENELITIAN TRIANGULASI

PENELITIAN TRIANGULASI

Triangulasi adalah teknik pemeriksanaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Menurut Patton (1980) ini bisa dicapai dengan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan yang lain, serta membandingkan hasil wawancara dengan isu suatu dokumen yang berkaitan.

Beberapa cara yang diusulkan Patton (1980) untuk meningkatkan transferabilitas penelitian adalah dengan melakukan konsep trianggulasi, yang meliputi empat hal :
  1. Trianggulasi data : menggunakan sumber data yang beranekaragam.
  2. Trianggulasi peneliti : menggunakan beberapa peneliti atau evaluator yang berbeda untuk mengecek penelitian.
  3. Trianggulasi teori : menggunakan perspektif yang berbeda untuk menginterpretasi data yang sama.
  4. Trianggulasi metodologis : menggunakan beberapa metode yang berbeda untuk meneliti hal yang sama.
Teknik triangulasi lebih mengutamakan efektivitas proses dan hasil yang diinginkan. Oleh karena itu, triangulasi dapat dilakukan dengan menguji apakah proses dan hasil metode yang digunakan sudah berjalan dengan baik. Seperti (1) peneliti menggunakan wawancara mendalam dan observasi partisipasi untuk pengumpulan data. (2) dilakukan uji silang terhadap materi catatan-catatan harian itu untuk memastikan tidak adainformasi yang bertentangan antara catatan harian wawancara dan catatan harian observasi. (3) hasil konfirmasi itu perlu diujikan lagi dengan informasi sebelumnya karena bisa jadi konfirmasi itu bertentangan dengan informasi yang telah dihimpun sebelumnya.

Proses triangulasi dilakukan terus menerus sepanjang proses pengumpulan data dan analisis data. Triangulasi juga dapat dilakukan dengan menguji pemahaman peneliti dengan pemahaman informan tentang hal-hal yang diinformasikan informan kepada peneliti, karena dikhawatirkan adanya perbedaan pemahaman pamaknaan antara informan dan peneliti.

Daftar Pustaka
  • Maleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2009
  • Poerwandari, E. Kristi, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia, Jakarta: LPSP3 UI, 2005
  • Suyanto, Bagong dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Kencana, 2010
  • Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: Pt. RajaGrafindo Persada, 2008

INTERPRETASI DATA

INTERPRETASI DATA

Menurut Kvale (1996) interpretasi adalah upaya untuk memahami data secara lebih eksentif sekaligus mendalam. Peneliti memiliki perspektif dan menginterpretasi menurut perspektifnya. Preoses interpretasi memerlukan distansi (upaya mengambil jarak) dari data, dicapai melalui langkah yang metodis dan teoretis yang jelas.

Individu yang berbeda akan menghasilkan interpretassi yang berbeda terhadap wawancara yang sama, Kvale (1996) menyatakan bahwa interpretasi memang tidak tunggal yaitu boleh menggunakan interpretasi berbeda pada data yang sama, karena hal tersebut memiliki level atau tingkat interpretasi makna yang berbeda.

Kvale (1996) menguraikan konteks-konteks situasi dan komunitas validasi dalam mana muncul interpretasi yang berbeda.

Konteks interpretasi pemahaman diri terjadi bila peneliti berusaha memformulasikan dalam bentuk yang lebih padat apa yang oleh subjek penelitian dipahami sebagai makna dari pernyataan pernyataanya.

Konteks interpretassi pemahaman biasa yang kritis terjadi bila peneliti beranjak lebih jauh dari pemahaman dari subjek penelitianya.

Konteks interpretasi pemahaman teoretis adalah konteks yang paling konseptual, yaitu kerangka teoretis tertentu digunakan untuk memahami pernyataan pernyataan yang ada, sehingga dapat mengatasi konteks pemahaman diri subjek ataupun penalaran umum.

Ketiga tingkatan interpretassi tersebut menjelasskan bahwa upaya melihat validasi interpretasi jugaharus dilakukan dalam tiga komunitassyang berbeda. Interpretassi yang mengacu pada pemahaman diri subjek penelitian harus divalidasi dalam kerangka subjek penelitian tersebut. Interpretasi pemahaman umum hharus divalidasi dalam kerangka pemahaman umum masyarakat atau kelompok. Sementara, interpretasi ditingkat pemahaman teoretis harus dilihat dari apakah teori tersebut cocok untuk bidang yang dipelajari, apakah interpretasi yang dilakukan telah mengikuti logika teori yang dipakai dan sebagainya (Kvale, 1996).

Daftar Pustaka
  • Maleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2009
  • Poerwandari, E. Kristi, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia, Jakarta: LPSP3 UI, 2005
  • Suyanto, Bagong dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Kencana, 2010
  • Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: Pt. RajaGrafindo Persada, 2008

Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Kalangan ilmiah menganggap bahwa penelitian yang baik harus mampu memenuhi prinsip-prinsip standar yang direfleksikan melalui pertanyaan-pertanyaan berikut (Lincoln & Guba, 1985 seperti dikutipdari Marshal & Rossman, 1995):

a. Seberapa benarkah temuan dari study? Pertanyaan tentang validitas internal, nilai kebenaran, akurasi dan ketepatan data.

b. Sejauh manakah hasil penelitian dapat diterapkan pada setting atau kelompok orang yang berbeda? Pertanyaan tentang validitas eksternal, penerapan, generalisasi.

c. Bagaimana penelitian yang sama dapat diulang pada saat berbeda, dengan metode yang sama, partisipan yang sama, dalam konteks yang sama? pertanyaan tentang konsistensi, reliabilitas, repli-kasi.

d. Bagaimana kita yakin bahwa temuan penelitian bukan merupakan temuan yang diwarnai bias dan prasangka? Pertanyaan tentang objektifitas dan netralitas.

Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif, alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang credible akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa cara menentukan keabsahan data, yaitu:

1. Kredibilitas

Kredibilitas adalah istilah yang dipilih untuk mengganti konsep validitas, dimaksudkan untuk merangkum bahasan menyangkut kualitas penelitian kualitatif. Kredibilitas terletak pada keberhasilanya mencapai maksud mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks. Konsep kredibilitas juga harus mampu mendemonstrasikan bahwa untuk memotret kompleksitas hubungan antar aspek, penelitian dilakukan dengan cara tertentuyang menjamin bahwa subjek penelitian diidentifikasi dan dideskripsikan secara akurat.

Lamnek menyatakan penelitian kualitatif justru menampilkan kelebihan dibandingkan penelitian positivistik tradisional. Beberapaalasan yang dikemukakanya adalah : (1) penelitian kualitatif, data lebih dekan dengan partisipan, (2) upaya pengumpulan informasi tidak secara kaku yang ditentukan dari awal, (3) aspek komunikasi menjadi sangat penting.

2. Transferabilitas yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang lain.

3. Dependability yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan.

4. Konfirmabilitas yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif.


Daftar Pustaka
  • Maleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2009
  • Poerwandari, E. Kristi, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia, Jakarta: LPSP3 UI, 2005
  • Suyanto, Bagong dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Kencana, 2010
  • Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: Pt. RajaGrafindo Persada, 2008

Jumat, 11 Juni 2010

Analisis Data Dan Coding

Analisis Data Dan Coding

Langkah penting pertama sebelum analisis dilakukan adalah membubuhkan kode-kode pada materi yang dipeoleh. Koding dimaksudkan dapat mengorganisasi data dan mensistematisasi data secara lengkap dan mendetail.

Lankah koding yaitu: pertama, peneliti menyusun transkripsi verbatim (kata demi kata). Kedua, peneliti secara urut melakukan penomoran pada bariss-baris transkrip dan atau untuk catatan lapangan tersebut. Ketiga, peneliti memberikan nama untuk masing-masing berkas dengan kode tertentu.

Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif di dasarkan pada pendekatan yang digunakan. Beberapa bentuk analisis data dalam penelitian kualitatif, yaitu:

1. Biografi

Langkah-langkah analisis data pada studi biografi, yaitu:

a. Mengorganisir file pengalaman objektif tentang hidup responden seperti tahap perjalanan hidup dan pengalaman. Tahap tersebut berupa tahap kanak-kanak, remaja, dewasa dan lansia yang ditulis secara kronologis atau seperti pengalaman pendidikan, pernikahan, dan pekerjaan.
b. Membaca keseluruhan kisah kemudian direduksi dan diberi kode.
c. Kisah yang didapatkan kemudian diatur secara kronologis.
d. Selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan mengkaji makna kisah yang dipaparkan, serta mencari epipani dari kisah tersebut.
e. Peneliti juga melihat struktur untuk menjelaskan makna, seperti interaksi sosial didalam sebuah kelompok, budaya, ideologi, dan konteks sejarah, kemudian memberi interpretasi pada pengalaman hidup individu.
f. Kemudian, riwayat hidup responden di tulis dengan berbentuk narasi yang berfokus pada proses dalam hidup individu, teori yang berhubungan dengan pengalaman hidupnya dan keunikan hidup individu tersebut.

2. Fenomenologi

Langkah-langkah analisis data pada studi fenomenologi, yaitu:

a. Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran menyeluruh tentang fenomena pengalaman yang telah dikumpulkan.
b. Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir mengenai data yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data.
c. Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh responden dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan pada awalnya diperlakukan memiliki nilai yang sama. Selanjutnya, pernyataan yang tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun pernyataan yang bersifat repetitif atau tumpang tindih dihilangkan, sehingga yang tersisa hanya horizons (arti tekstural dan unsur pembentuk atau penyusun dari phenomenon yang tidak mengalami penyimpangan).
d. Pernyataan tersebut kemudian di kumpulkan ke dalam unit makna lalu ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi.
e. Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari fenomena tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut. Kemudian mengembangkan textural description (mengenai fenomena yang terjadi pada responden) dan structural description (yang menjelaskan bagaimana fenomena itu terjadi).
f. Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi dari fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden mengenai fenomena tersebut.
g. Membuat laporan pengalaman setiap partisipan. Setelah itu, gabungan dari gambaran tersebut ditulis.

3. Grounded theory

Langkah-langkah analisis data pada studi grounded theory, yaitu:

a. Mengorganisir data
b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode.
c. Open coding, peneliti membentuk kategori informasi tentang peristiwa dipelajari.
d. Axial coding, peneliti mengidentifikasi suatu peristiwa, menyelidiki kondisi-kondisi yang menyebabkannya, mengidentifikasi setiap kondisi-kondisi, dan menggambarkan peristiwa tersebut.
e. Selective coding, peneliti mengidentifikasi suatu jalan cerita dan mengintegrasikan kategori di dalam model axial coding.
Selanjutnya peneliti boleh mengembangkan dan menggambarkan suatu acuan yang menerangkan keadaan sosial, sejarah, dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi peristiwa.

4. Etnografi

Langkah-langkah analisis data pada studi etnografi, yaitu:

a. Mengorganisir file.
b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode.
c. Menguraikan setting sosial dan peristiwa yang diteliti.
d. Menginterpretasi penemuan.
e. Menyajikan presentasi baratif berupa tabel, gambar, atau uraian.

5. Studi kasus

Langkah-langkah analisis data pada studi kasus, yaitu:

a. Mengorganisir informasi.
b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode.
c. Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya.
d. Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa kategori.
e. Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan mengembangkan generalisasi natural dari kasus baik untuk peneliti maupun untuk penerapannya pada kasus yang lain.
f. Menyajikan secara naratif.

Daftar Pustaka

  • Maleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2009
  • Poerwandari, E. Kristi, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia, Jakarta: LPSP3 UI, 2005
  • Suyanto, Bagong dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Kencana, 2010
  • Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: Pt. RajaGrafindo Persada, 2008

Identifikasi Dan Perumusan Masalah Penelitian Kualitatif

Identifikasi Dan Perumusan Masalah Penelitian Kualitatif

Perumusan pertanyaan adalah bagian yang sangat penting sekaligus bagian yang sulit dalam penelitian kualitatif.

Ada tiga tahapan konseptual dalm mengembangkan pertanyaan penelitian. yang pertama adalah tahap menentukan area penelitian, yang kedua tahap mengajukan pertanyaan-pertanyaan umum, dan ketiga mengajukan pertanyaan secara khusus.

Penelitian harus berangkat dari pengamatan, dari pengamatan itulah peneliti merenungi, menghubunkan, kemudian mengembangkandugaan atau kemungkinan jawaban.

Punch (1998) yang perlu dipertimbangkan untuk menetapkan fokus penelitian antara lain: (1) menentukan pertanyaan dari semua jawaban yang dicari dari pertanyaan penelitian yang teridentifikasi, (2) menentukan pertanyaan penting dari pertimbangan beberapa masalah dan pertanyaan yang paling penting.

Dalam tahapan pengembangan pertanyaan penelitian, peneliti belum memfokus pertanyaan pengumpulan data, peneliti perlu menempatkan isu-isu substantif dan konseptual sebelum metodologis.

Dari refleksi merenungi teori, keheranan tentang dat statistic yang mengandung kejanggalan dapat memunculkan pertanyaan penelitian. pertanyaan penelitian harus dimulai daritopik yang luas kemudian mengembangkanya dalam topik yangb lebih sempit. Untuk dapat memfokuskan dan pendalaman, kita dapat menggunakan cara berpikir corong, berangkat dari hal yang umum menuju hal yang spesifik, baik dalam memahami fenomena yang diteliti maupun konsep yang digunakan.

Corong penelitian membantu kita memfokuskan penyelidikan, dengan mengarahkan diripada fenomena yang lebih spesifik, serta konsep yang lebih spesifik.

Selanjutnya peneliti mengembangkan pemikiran topik yang menjadi pusat penelitian, dan aspek-aspek, komponen-komponen, atau konsep-konsep penting yang perlu didalami untuk memahami masalah secara lebih utuh.

Daftar Pustaka
  • Maleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2009
  • Poerwandari, E. Kristi, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia, Jakarta: LPSP3 UI, 2005
  • Suyanto, Bagong dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Kencana, 2010
  • Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: Pt. RajaGrafindo Persada, 2008

Kamis, 10 Juni 2010

Transkripsi Hasil Observasi Dan Interview (Pembuatan Data Verbatim)

Transkripsi Hasil Observasi Dan Interview (Pembuatan Data Verbatim)

Pengolahan dan analisis data dimulai dengan mengorganisasikan data. Dengan data kualitatif yang beragam banyak , menjadikan kewajiban peneliti untuk mengorganisasikan datanyadengan rapi, sistematis, dan selengkap mungkin. Tentang hal ini Highlen dan Finley (1996) telah mencoba merangkum berbagai tulisan. Mereka mengatakan bahwa organisasi data yang sistematismemungkinkanpeneliti untuk (a) memperoleh kualitas data yang baik; (b) mendokumentasikan analisis yang dilakukan, serta (c) menyimpan data dan analisis yang berkaitan dalam penyelesaian penelitian.

Hal-hal yang penting untuk untuk disimpan dan diorganisasikan:

1. Data mentah (catatan lapangan, kaset hasil rekaman)
2. Data yang sudah diproses sebagian (transkipsi wawancara, catatan refleksi peneliti)
3. Data yang sudah ditandai / dibubuhi kode spesifik
4. Penjabaran kode dan kategori secara luas melalui skema
5. Memo dan draft insight untuk analisis data
6. Catatan pencarian dan penemuan
7. Display data melalui skema atau jaringan informasi dalam bentuk esensial
8. Episode analisis
9. Dokumentasi umum yang kronologis
10. Daftar indeks dari semua material
11. Teks laporan

Untuk memudahkan peneliti dalam memeriksa ketepatan langkah-langkah yang telah atau akan diambil, masing-masing data tidak boleh dicampuradukan. Karenanya sangat dianjurkan bahwa peneliti menyimpan data dalam bentuk yang berbeda., dan bila dianggap perlu, memiliki satu jalinan cadangan. Manajemen data yang baik akan berkaitan pula dengan hal-hal praktis yang sering diabaikan, seperti member label pada kaset hasil rekaman, mentranskripsikan wawancara begitu wawancara selesai dilakukan, menyiapkan salinan data dan menyimpan secara baik data aslinya, dan seterusnya.

Daftar Pustaka
  • Maleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2009
  • Poerwandari, E. Kristi, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia, Jakarta: LPSP3 UI, 2005
  • Suyanto, Bagong dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Kencana, 2010
  • Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: Pt. RajaGrafindo Persada, 2008

Focus Group Discussion (FGD)

Focus Group Discussion (FGD)

Pengertian

Focus group discussion adalah pendekatan penelitian yang konvensional, serta terhadp bentuk-bentuk pembangunan atau pengembangan masyarakat.

Awalnya penelitian ini berkembang untuk mengkaji masyarakat pedesaan ataupun keompok maupun masyrarakat.

Tujuan

  1. Peserta mampu mengungkapkan persepsi dan pemikiran tentang tema-tema tertentu yang terfokus, terkait kehidupan sosial politik.
  2. Fasilitator mampu mengidentifikasi dan memahami latar belakang persepsi dan pemikiran peserta yang berkaitan dengan kehidupan sosial politik.

Metode

1. Mengungkapkan persepsi terhadap suatu tema.

2. Menyatakan pendapat tentang suatu tema atau menanggapi pendapat sebelumnya.

Langkah-langkah

1. Fasilitator menjelaskan tujuan dan instruksi kegiatan.

2. Fasilitator menjelaskan tema tertentu yang akan didiskusikan seperti “politik dalam arti luas”, “politik praktis”, “partisipasi politik”, “pemilu”, “sadar politik dan partisipasi politik sebagai perwujudan iman Katolik”, dsb. serta menjelaskan latar belakang/ alasan pemilihan tema tersebut.

3. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk mulai berdiskusi.

4. Setelah diskusi selesai, fasilitator mengucapkan terimakasih atas partisipasi peserta.

Setelah diskusi kelompok terfokus selesai dilakukan, fasilitator bisa menganalisis catatan proses (notulensi) dan rekaman diskusi agar menghasilkan data-data kualitatif yang memaparkan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Memilih intisari pendapat peserta dengan cara memberi kode (coding) terhadap transkrip diskusi. Misalnya: memberi garis bawah pada kata/kalimat penting tertentu, memberi tanda/simbol pada bagian penting tertentu, atau menuliskan kata-kata kunci di samping paragraf tertentu pada transkrip diskusi.

2. Mengelompokkan hasil coding dalam kategori-kategori yang sama, dan mencermati keterkaitannya satu sama lain.

3. Menarik kesimpulan-kesimpulan analisis.

(Ketiga langkah tersebut biasa disebut sebagai proses reduksi data).


Daftar Pustaka
  • Maleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2009
  • Poerwandari, E. Kristi, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia, Jakarta: LPSP3 UI, 2005
  • Suyanto, Bagong dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Kencana, 2010
  • Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: Pt. RajaGrafindo Persada, 2008

Studi Dokumentasi

Studi Dokumentasi

Teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya.

Dengan menggunakan teknik dokumentasi ini, peneliti mendapatkan dokumen berupa:

a. Brosur (selebaran).

b. Beberapa foto yang digunakan sebagai bahan referensi sekaligus sebagai objek pembahasan yang dikaji dalam penelitian ini.

c. Serta berbagai dokumen penting lainnya yang sekiranya dibutuhkan dalam penelitian ini.

Sementara itu, teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis isi (content analysis). Dengan pertimbangan bahwa analisis isi berangkat dari anggapan dasar ilmu ilmu sosial, dan bahwa studi tentang proses dan isi komunikasi adalah dasar dari studi-studi ilmu sosial.

Mekanisme analisis data dengan menggunakan tehnik analisis isi ini, antara lain: menggunakan lambang-lambang tertentu, mengklasifikasi data dengan kriteria -kriteria tertentu, dan melakukan prediksi.

Dalam study dokumentasi foto lebih banyak digunakan sebagai alat penelitian kualitatif karena dapat dipakai dalam berbagai keperluan. Foto menghasilkan data yang deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan untuk menelaah segi-segi subjektif dan hasilnya sering dianalisis secara induktif. Ada dua kategori foto yang dihasilkan oleh orang dan foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri (Bogdan Dan Biklen, 1982:102).


Daftar Pustaka
  • Maleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2009
  • Poerwandari, E. Kristi, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia, Jakarta: LPSP3 UI, 2005
  • Suyanto, Bagong dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Kencana, 2010
  • Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: Pt. RajaGrafindo Persada, 2008