Tampilkan postingan dengan label Psikologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Psikologi. Tampilkan semua postingan

Selasa, 28 September 2010

PSIKOLOGI EKSPERIMEN:

PERSPEKTIF DASAR

Psikologi Eksperimen adalah cabang Psikologi yang mengkaji proses sensing, perceiving, learning, and thinking about the world.

Dalam konteks positivisme, atau empiricism, pengamatan/observasi atas proses-proses itu dilakukan dengan metode eksperimen sebagai a method or logic inquiry yang diandalkan untuk merinci (description), menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction), dan mengendalikan (control) secara semakin akurat/precise proses-proses itu sendiri sebagai realitas.

Realitas-realitas yang saling berasosisasi, bahkan dipercaya/belief memuat the notion of determinism, bahwa perilaku pastilah bersebab, atau memliki determinan. Hanya saja realitas di sini dan sekarang (here and now) tidak dimengerti dengan pendekatan-pendekatan tenacity, intuition, authority, bahkan tidak dengan rationalism, tetapi sekali lagi dengan metode eksperimen. Jadi Psikologi Eksperimen bukan metode eksperimen itu sendiri, walau metode ini adalah satu-satunya andalannya, tetapi pertama-tama tetaplah acquiring knowledge about psychological realities.

Metode eksperimen hanyalah more acceptable means karena alat/ means ini menjamin objective observation, yaitu pengamatan yang independent of opinion or bias. Perlu diingat, yang dimaksud dengan metode eksperimen di sini adalah suatu methodology (yang memuat urutan unsur-unsur logic of inquiry mulai dari unsur identify problem and form hypothesis, unsur design experiment, unsur conduct experiment, unsur test hypothesis, sampai dengan unsur write reasearch report), bukan techniques, yang sebenarnya hanyalah specific manners in which scientif method is implemented.

Dalam konteks positivisme, masih ada metode-metode lain selain metode eksperimen, yaitu metode deskriptif, yang bermaksud menyelenggarakan deskripsi atau gambaran tentang suatu situasi, kejadian, atau kumpulan kejadian secara khusus/ partikular. Termasuk ke dalam metode deskriptif adalah naturalistic observation, secondary records, dan field studies yang terdiri atas setidaknya 4 metode: participant observation, survey (survey, correlational studies, longitudinal and cross-sectional studies), ex post facto studies, dan meta analyisis.

Tentu, metode eksperimen adalah terbaik, sejauh menjadi metode yang mampu menjamin bisa diketahuinya hubungan/asosiasi sebab-akibat di antara realitas-realitas.

Tidak berarti metode eksperimen tidak memiliki kekurangannya. Kekurangannya adalah, karena cenderung dilakukan di labolatorium, maka hasilnya sangat exclusive, dalam arti hanya bisa dibenarkan (dilegitimasikan) untuk ekesperimen itu saja. Diragukan bisa digunakan hasilnya untuk populasi yang lebih besar.

Ada masalah besar dalam hal external validity. Agar terjadi external validity, oerlu diusahakan kehadiran: population validity, ecological validity, dan temporal validity. Tentu perlu diingat adanya inverse relationship antara internal validity dan external validity: bila validitas eksternal meningkat, validitas internal cenderung terkurbankan, begitu sebaliknya.

Metode sebagai alat adalah memang salah satu bagian integral keilmiahan. Tetapi yang paling penting untuk integritas kebenaran ilmu adalah sikap ilmiah ilmuwannya sendiri, untuk senantiasa menjaga diri agar tetap memiliki: curiosity, patience, objectivity, dan change.

Minggu, 13 Juni 2010

Agresi

Agresi masuk pada ranah tingkah laku, Sikap merupakan cara pandang / penilaian terhadap objek apakah dalam arti positif maupun negatif. Definisi dari Agresi menurut Myers 1966 merupakan Perilaku fisik / lisan yang disengaja dengan maksud untuk menyakiti atau merugikan orang lain.
Definisi Agresi meliputi unsur sbb :

- Menyerang Orang Lain
- Dengan Maksud / Niat
- Menyakiti / melukai ( jiwa / fisik ) orang lain
- Berbentuk lisan , tulisan atau perbuatan.

Tidak termasuk Agresi dibawah ini adalah :
- Niat membunuh mertua ( Belum dilakukan )
- Laka lantas dengan korban jiwa ( Tidak disengaja )
- Anak kecil mendorong temannya sampai jatuh ( Tidak ada niat )

Agresi yang sublimasi / proposal ==> Hasilnya Positif
- Serdadu dalam perang
- Polisi menembak penjahat
- Dokter bedah / dokter gigi mengoperasi pasien
- Pengacara / jaksa menyerang tersangka / saksi
- Olah raga beladiri
- Orang tua / guru mendidik anak
- Dll

Jenis jenis Agresi , secara umum menurut Myers 1996 membagi Agresi menjadi dua jenis yaitu
1. Agresi Marah / Agresi emosi ( Hostile Aggression ).
Adalah ungkapan kemarahan dan ditandai dengan emosi yang tinggi . Perilaku agresif dalam jenis ini adalah tujuan dari agresi itu sendiri.
Contoh Keluarga Philipus yang membunuh keluarga Rohadi ( sebagai ungkapan kemarahan karena kebon singkongnya diinjak injak ) dan massa yang mengamuk terhadap rumah dan tenangga filippus .
Contoh Lain adalah istri yang melempari suaminya dengan piring karena cemburu atau pelajar yang berkelahi massal karena ada temannya yang katanya dikeroyok.

2. Agresi Instrumental yaitu agresi sebagai sarana untuk mencapai tujuan lain ( Instrumental Agresion ).
Agresi Instrumental pada umumnya tidak disertai emosi . Bahkan antara pelaku dan korban kadang kadang tidak ada hubungan pribadi . Agresi ini hanya merupakan sarana untuk mencapai tujuan lain. Serdadu membunuh untuk merebut wilayah musuh sesuai perintah komandan.Polisi menembak kaki tahanan yang mencoba kabur dan sebagainya.

TEORI TEORI TENTANG AGRESI

1. Teori bawaan
a. Teori Naluri
- Freud dalam teori psikoanalisis klasiknya mengemukakan bahwa agresi adalah satu dari dua naluri dasar manusia. Naluri Agresi atau tanatos ini merupakan pasangan dari naluri seksual atau eros. Jika Naluri Sex berfungsi untuk melanjutkan keturunan , Naluri Agresi berfungsi untuk mempertahankan jenis. Kedua Naluri tersebut berada dalam alam ketidak sadaran , Khususnya pada bagian dari kepribadian yang disebut id dapat dipenuhi. Kendalinya terletak pada bagian lain dari kepribadian yang dinamakan Super ego yang mewakili norma norma yang ada dalam masyarakat dan ego yang berhadapan dengan kenyataan.
- K Lorenz 1976 Agresi merupakan bagian dari naluri hewan yang diperlukan untuk survival ( bertahan ), dalam proses evolusi. Agresi ini bersifat adaptif menyesuaikan diri terhadap lingkungan, bukan destruktif ( merusak lingkungan ).

b. Teori Biologi
Teori biologi menjelaskan agresi dari proses faal maupun teori genetika ( Ilmu keturunan ). Yang mengajukan proses faal antara lain adalah Moyer 1976 yang berpendapat bahwa perilaku agresif ditentukan oleh proses tertentu yang terjadi di otak dan susunan syaraf pusat. Demikian pula hormon laki laki ( testoteron ) dipercaya sebagai pembawa sifat agresif .Kenakalan remaja lebih banyak terdapat pada remaja pria karena jumlah terstosteron menurun sejak usia 25 tahun.
Teori biologi yang meninjau perilaku agresif dari ilmu genetika dikemukakan oleh Lagerspetz ( 1979 ). Ia mengawinkan sejumlah tikus putih yang agresif dan tikus putih yang tidak agresif. Sesuai dengan hukum Mendel setelah 26 generasi diperoleh 50% tikus yang agresif dan 50% yang tidak agresif. Teori genetika ini juga dibuktikan melalui identifikasi ciri ciri agresif pada pasangan pasangan kembar identik, kembar non identik dan saudara saudara kandung non kembar.Hsilnya adalah bahwa ciri ciri yang sama paling banyak terdapat antara pasangan kembar identik ( Rushton Russel & Wells 1984 )

2. Teori Lingkungan
a. Teori Frustrasi –Agresi Klasik
Teori ini dikemukakan oleh Dollard dkk (1939) dan Miller ( 1941 ) ini intinya berpendapat bahwa agresi dipicu oleh frustasi. Frustasi itu sendiri artinya adalah hambatan terhadap pencapaian suatu tujuan. Dengan demikian Agresi merupakan pelampiasan dari perasaan frustasi

b. Teori Frustasi – Agresi Baru.
Burnstein & Worchel (1962) yang membedakan frustasi dan iritasi. Iritasi ( gelisah , sebal ), frustasi ( kecewa , putus asa ). Frustasi lebih memicu agresi daripada iritasi.Selanjutnya Berkowitz ( 1978, 1989 ) mengatakan bahwa frustasi menimbulkan kemarahan dan emosi marah inilah yang memicu agresi. Marah itu sendiri baru timbul jika sumber frustasi dinilai mempunyai alternatif perilaku lain daripada perilaku yang yang menimbulkan frustasi itu.

Sabtu, 12 Juni 2010

PENELITIAN TRIANGULASI

PENELITIAN TRIANGULASI

Triangulasi adalah teknik pemeriksanaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Menurut Patton (1980) ini bisa dicapai dengan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan yang lain, serta membandingkan hasil wawancara dengan isu suatu dokumen yang berkaitan.

Beberapa cara yang diusulkan Patton (1980) untuk meningkatkan transferabilitas penelitian adalah dengan melakukan konsep trianggulasi, yang meliputi empat hal :
  1. Trianggulasi data : menggunakan sumber data yang beranekaragam.
  2. Trianggulasi peneliti : menggunakan beberapa peneliti atau evaluator yang berbeda untuk mengecek penelitian.
  3. Trianggulasi teori : menggunakan perspektif yang berbeda untuk menginterpretasi data yang sama.
  4. Trianggulasi metodologis : menggunakan beberapa metode yang berbeda untuk meneliti hal yang sama.
Teknik triangulasi lebih mengutamakan efektivitas proses dan hasil yang diinginkan. Oleh karena itu, triangulasi dapat dilakukan dengan menguji apakah proses dan hasil metode yang digunakan sudah berjalan dengan baik. Seperti (1) peneliti menggunakan wawancara mendalam dan observasi partisipasi untuk pengumpulan data. (2) dilakukan uji silang terhadap materi catatan-catatan harian itu untuk memastikan tidak adainformasi yang bertentangan antara catatan harian wawancara dan catatan harian observasi. (3) hasil konfirmasi itu perlu diujikan lagi dengan informasi sebelumnya karena bisa jadi konfirmasi itu bertentangan dengan informasi yang telah dihimpun sebelumnya.

Proses triangulasi dilakukan terus menerus sepanjang proses pengumpulan data dan analisis data. Triangulasi juga dapat dilakukan dengan menguji pemahaman peneliti dengan pemahaman informan tentang hal-hal yang diinformasikan informan kepada peneliti, karena dikhawatirkan adanya perbedaan pemahaman pamaknaan antara informan dan peneliti.

Daftar Pustaka
  • Maleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2009
  • Poerwandari, E. Kristi, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia, Jakarta: LPSP3 UI, 2005
  • Suyanto, Bagong dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Kencana, 2010
  • Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: Pt. RajaGrafindo Persada, 2008

INTERPRETASI DATA

INTERPRETASI DATA

Menurut Kvale (1996) interpretasi adalah upaya untuk memahami data secara lebih eksentif sekaligus mendalam. Peneliti memiliki perspektif dan menginterpretasi menurut perspektifnya. Preoses interpretasi memerlukan distansi (upaya mengambil jarak) dari data, dicapai melalui langkah yang metodis dan teoretis yang jelas.

Individu yang berbeda akan menghasilkan interpretassi yang berbeda terhadap wawancara yang sama, Kvale (1996) menyatakan bahwa interpretasi memang tidak tunggal yaitu boleh menggunakan interpretasi berbeda pada data yang sama, karena hal tersebut memiliki level atau tingkat interpretasi makna yang berbeda.

Kvale (1996) menguraikan konteks-konteks situasi dan komunitas validasi dalam mana muncul interpretasi yang berbeda.

Konteks interpretasi pemahaman diri terjadi bila peneliti berusaha memformulasikan dalam bentuk yang lebih padat apa yang oleh subjek penelitian dipahami sebagai makna dari pernyataan pernyataanya.

Konteks interpretassi pemahaman biasa yang kritis terjadi bila peneliti beranjak lebih jauh dari pemahaman dari subjek penelitianya.

Konteks interpretasi pemahaman teoretis adalah konteks yang paling konseptual, yaitu kerangka teoretis tertentu digunakan untuk memahami pernyataan pernyataan yang ada, sehingga dapat mengatasi konteks pemahaman diri subjek ataupun penalaran umum.

Ketiga tingkatan interpretassi tersebut menjelasskan bahwa upaya melihat validasi interpretasi jugaharus dilakukan dalam tiga komunitassyang berbeda. Interpretassi yang mengacu pada pemahaman diri subjek penelitian harus divalidasi dalam kerangka subjek penelitian tersebut. Interpretasi pemahaman umum hharus divalidasi dalam kerangka pemahaman umum masyarakat atau kelompok. Sementara, interpretasi ditingkat pemahaman teoretis harus dilihat dari apakah teori tersebut cocok untuk bidang yang dipelajari, apakah interpretasi yang dilakukan telah mengikuti logika teori yang dipakai dan sebagainya (Kvale, 1996).

Daftar Pustaka
  • Maleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2009
  • Poerwandari, E. Kristi, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia, Jakarta: LPSP3 UI, 2005
  • Suyanto, Bagong dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Kencana, 2010
  • Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: Pt. RajaGrafindo Persada, 2008

Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Kalangan ilmiah menganggap bahwa penelitian yang baik harus mampu memenuhi prinsip-prinsip standar yang direfleksikan melalui pertanyaan-pertanyaan berikut (Lincoln & Guba, 1985 seperti dikutipdari Marshal & Rossman, 1995):

a. Seberapa benarkah temuan dari study? Pertanyaan tentang validitas internal, nilai kebenaran, akurasi dan ketepatan data.

b. Sejauh manakah hasil penelitian dapat diterapkan pada setting atau kelompok orang yang berbeda? Pertanyaan tentang validitas eksternal, penerapan, generalisasi.

c. Bagaimana penelitian yang sama dapat diulang pada saat berbeda, dengan metode yang sama, partisipan yang sama, dalam konteks yang sama? pertanyaan tentang konsistensi, reliabilitas, repli-kasi.

d. Bagaimana kita yakin bahwa temuan penelitian bukan merupakan temuan yang diwarnai bias dan prasangka? Pertanyaan tentang objektifitas dan netralitas.

Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif, alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang credible akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa cara menentukan keabsahan data, yaitu:

1. Kredibilitas

Kredibilitas adalah istilah yang dipilih untuk mengganti konsep validitas, dimaksudkan untuk merangkum bahasan menyangkut kualitas penelitian kualitatif. Kredibilitas terletak pada keberhasilanya mencapai maksud mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks. Konsep kredibilitas juga harus mampu mendemonstrasikan bahwa untuk memotret kompleksitas hubungan antar aspek, penelitian dilakukan dengan cara tertentuyang menjamin bahwa subjek penelitian diidentifikasi dan dideskripsikan secara akurat.

Lamnek menyatakan penelitian kualitatif justru menampilkan kelebihan dibandingkan penelitian positivistik tradisional. Beberapaalasan yang dikemukakanya adalah : (1) penelitian kualitatif, data lebih dekan dengan partisipan, (2) upaya pengumpulan informasi tidak secara kaku yang ditentukan dari awal, (3) aspek komunikasi menjadi sangat penting.

2. Transferabilitas yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang lain.

3. Dependability yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan.

4. Konfirmabilitas yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif.


Daftar Pustaka
  • Maleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2009
  • Poerwandari, E. Kristi, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia, Jakarta: LPSP3 UI, 2005
  • Suyanto, Bagong dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Kencana, 2010
  • Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: Pt. RajaGrafindo Persada, 2008

Jumat, 11 Juni 2010

Analisis Data Dan Coding

Analisis Data Dan Coding

Langkah penting pertama sebelum analisis dilakukan adalah membubuhkan kode-kode pada materi yang dipeoleh. Koding dimaksudkan dapat mengorganisasi data dan mensistematisasi data secara lengkap dan mendetail.

Lankah koding yaitu: pertama, peneliti menyusun transkripsi verbatim (kata demi kata). Kedua, peneliti secara urut melakukan penomoran pada bariss-baris transkrip dan atau untuk catatan lapangan tersebut. Ketiga, peneliti memberikan nama untuk masing-masing berkas dengan kode tertentu.

Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif di dasarkan pada pendekatan yang digunakan. Beberapa bentuk analisis data dalam penelitian kualitatif, yaitu:

1. Biografi

Langkah-langkah analisis data pada studi biografi, yaitu:

a. Mengorganisir file pengalaman objektif tentang hidup responden seperti tahap perjalanan hidup dan pengalaman. Tahap tersebut berupa tahap kanak-kanak, remaja, dewasa dan lansia yang ditulis secara kronologis atau seperti pengalaman pendidikan, pernikahan, dan pekerjaan.
b. Membaca keseluruhan kisah kemudian direduksi dan diberi kode.
c. Kisah yang didapatkan kemudian diatur secara kronologis.
d. Selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan mengkaji makna kisah yang dipaparkan, serta mencari epipani dari kisah tersebut.
e. Peneliti juga melihat struktur untuk menjelaskan makna, seperti interaksi sosial didalam sebuah kelompok, budaya, ideologi, dan konteks sejarah, kemudian memberi interpretasi pada pengalaman hidup individu.
f. Kemudian, riwayat hidup responden di tulis dengan berbentuk narasi yang berfokus pada proses dalam hidup individu, teori yang berhubungan dengan pengalaman hidupnya dan keunikan hidup individu tersebut.

2. Fenomenologi

Langkah-langkah analisis data pada studi fenomenologi, yaitu:

a. Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran menyeluruh tentang fenomena pengalaman yang telah dikumpulkan.
b. Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir mengenai data yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data.
c. Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh responden dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan pada awalnya diperlakukan memiliki nilai yang sama. Selanjutnya, pernyataan yang tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun pernyataan yang bersifat repetitif atau tumpang tindih dihilangkan, sehingga yang tersisa hanya horizons (arti tekstural dan unsur pembentuk atau penyusun dari phenomenon yang tidak mengalami penyimpangan).
d. Pernyataan tersebut kemudian di kumpulkan ke dalam unit makna lalu ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi.
e. Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari fenomena tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut. Kemudian mengembangkan textural description (mengenai fenomena yang terjadi pada responden) dan structural description (yang menjelaskan bagaimana fenomena itu terjadi).
f. Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi dari fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden mengenai fenomena tersebut.
g. Membuat laporan pengalaman setiap partisipan. Setelah itu, gabungan dari gambaran tersebut ditulis.

3. Grounded theory

Langkah-langkah analisis data pada studi grounded theory, yaitu:

a. Mengorganisir data
b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode.
c. Open coding, peneliti membentuk kategori informasi tentang peristiwa dipelajari.
d. Axial coding, peneliti mengidentifikasi suatu peristiwa, menyelidiki kondisi-kondisi yang menyebabkannya, mengidentifikasi setiap kondisi-kondisi, dan menggambarkan peristiwa tersebut.
e. Selective coding, peneliti mengidentifikasi suatu jalan cerita dan mengintegrasikan kategori di dalam model axial coding.
Selanjutnya peneliti boleh mengembangkan dan menggambarkan suatu acuan yang menerangkan keadaan sosial, sejarah, dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi peristiwa.

4. Etnografi

Langkah-langkah analisis data pada studi etnografi, yaitu:

a. Mengorganisir file.
b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode.
c. Menguraikan setting sosial dan peristiwa yang diteliti.
d. Menginterpretasi penemuan.
e. Menyajikan presentasi baratif berupa tabel, gambar, atau uraian.

5. Studi kasus

Langkah-langkah analisis data pada studi kasus, yaitu:

a. Mengorganisir informasi.
b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode.
c. Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya.
d. Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa kategori.
e. Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan mengembangkan generalisasi natural dari kasus baik untuk peneliti maupun untuk penerapannya pada kasus yang lain.
f. Menyajikan secara naratif.

Daftar Pustaka

  • Maleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2009
  • Poerwandari, E. Kristi, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia, Jakarta: LPSP3 UI, 2005
  • Suyanto, Bagong dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Kencana, 2010
  • Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: Pt. RajaGrafindo Persada, 2008

Identifikasi Dan Perumusan Masalah Penelitian Kualitatif

Identifikasi Dan Perumusan Masalah Penelitian Kualitatif

Perumusan pertanyaan adalah bagian yang sangat penting sekaligus bagian yang sulit dalam penelitian kualitatif.

Ada tiga tahapan konseptual dalm mengembangkan pertanyaan penelitian. yang pertama adalah tahap menentukan area penelitian, yang kedua tahap mengajukan pertanyaan-pertanyaan umum, dan ketiga mengajukan pertanyaan secara khusus.

Penelitian harus berangkat dari pengamatan, dari pengamatan itulah peneliti merenungi, menghubunkan, kemudian mengembangkandugaan atau kemungkinan jawaban.

Punch (1998) yang perlu dipertimbangkan untuk menetapkan fokus penelitian antara lain: (1) menentukan pertanyaan dari semua jawaban yang dicari dari pertanyaan penelitian yang teridentifikasi, (2) menentukan pertanyaan penting dari pertimbangan beberapa masalah dan pertanyaan yang paling penting.

Dalam tahapan pengembangan pertanyaan penelitian, peneliti belum memfokus pertanyaan pengumpulan data, peneliti perlu menempatkan isu-isu substantif dan konseptual sebelum metodologis.

Dari refleksi merenungi teori, keheranan tentang dat statistic yang mengandung kejanggalan dapat memunculkan pertanyaan penelitian. pertanyaan penelitian harus dimulai daritopik yang luas kemudian mengembangkanya dalam topik yangb lebih sempit. Untuk dapat memfokuskan dan pendalaman, kita dapat menggunakan cara berpikir corong, berangkat dari hal yang umum menuju hal yang spesifik, baik dalam memahami fenomena yang diteliti maupun konsep yang digunakan.

Corong penelitian membantu kita memfokuskan penyelidikan, dengan mengarahkan diripada fenomena yang lebih spesifik, serta konsep yang lebih spesifik.

Selanjutnya peneliti mengembangkan pemikiran topik yang menjadi pusat penelitian, dan aspek-aspek, komponen-komponen, atau konsep-konsep penting yang perlu didalami untuk memahami masalah secara lebih utuh.

Daftar Pustaka
  • Maleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2009
  • Poerwandari, E. Kristi, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia, Jakarta: LPSP3 UI, 2005
  • Suyanto, Bagong dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Kencana, 2010
  • Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: Pt. RajaGrafindo Persada, 2008

Kamis, 10 Juni 2010

Transkripsi Hasil Observasi Dan Interview (Pembuatan Data Verbatim)

Transkripsi Hasil Observasi Dan Interview (Pembuatan Data Verbatim)

Pengolahan dan analisis data dimulai dengan mengorganisasikan data. Dengan data kualitatif yang beragam banyak , menjadikan kewajiban peneliti untuk mengorganisasikan datanyadengan rapi, sistematis, dan selengkap mungkin. Tentang hal ini Highlen dan Finley (1996) telah mencoba merangkum berbagai tulisan. Mereka mengatakan bahwa organisasi data yang sistematismemungkinkanpeneliti untuk (a) memperoleh kualitas data yang baik; (b) mendokumentasikan analisis yang dilakukan, serta (c) menyimpan data dan analisis yang berkaitan dalam penyelesaian penelitian.

Hal-hal yang penting untuk untuk disimpan dan diorganisasikan:

1. Data mentah (catatan lapangan, kaset hasil rekaman)
2. Data yang sudah diproses sebagian (transkipsi wawancara, catatan refleksi peneliti)
3. Data yang sudah ditandai / dibubuhi kode spesifik
4. Penjabaran kode dan kategori secara luas melalui skema
5. Memo dan draft insight untuk analisis data
6. Catatan pencarian dan penemuan
7. Display data melalui skema atau jaringan informasi dalam bentuk esensial
8. Episode analisis
9. Dokumentasi umum yang kronologis
10. Daftar indeks dari semua material
11. Teks laporan

Untuk memudahkan peneliti dalam memeriksa ketepatan langkah-langkah yang telah atau akan diambil, masing-masing data tidak boleh dicampuradukan. Karenanya sangat dianjurkan bahwa peneliti menyimpan data dalam bentuk yang berbeda., dan bila dianggap perlu, memiliki satu jalinan cadangan. Manajemen data yang baik akan berkaitan pula dengan hal-hal praktis yang sering diabaikan, seperti member label pada kaset hasil rekaman, mentranskripsikan wawancara begitu wawancara selesai dilakukan, menyiapkan salinan data dan menyimpan secara baik data aslinya, dan seterusnya.

Daftar Pustaka
  • Maleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2009
  • Poerwandari, E. Kristi, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia, Jakarta: LPSP3 UI, 2005
  • Suyanto, Bagong dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Kencana, 2010
  • Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: Pt. RajaGrafindo Persada, 2008

Focus Group Discussion (FGD)

Focus Group Discussion (FGD)

Pengertian

Focus group discussion adalah pendekatan penelitian yang konvensional, serta terhadp bentuk-bentuk pembangunan atau pengembangan masyarakat.

Awalnya penelitian ini berkembang untuk mengkaji masyarakat pedesaan ataupun keompok maupun masyrarakat.

Tujuan

  1. Peserta mampu mengungkapkan persepsi dan pemikiran tentang tema-tema tertentu yang terfokus, terkait kehidupan sosial politik.
  2. Fasilitator mampu mengidentifikasi dan memahami latar belakang persepsi dan pemikiran peserta yang berkaitan dengan kehidupan sosial politik.

Metode

1. Mengungkapkan persepsi terhadap suatu tema.

2. Menyatakan pendapat tentang suatu tema atau menanggapi pendapat sebelumnya.

Langkah-langkah

1. Fasilitator menjelaskan tujuan dan instruksi kegiatan.

2. Fasilitator menjelaskan tema tertentu yang akan didiskusikan seperti “politik dalam arti luas”, “politik praktis”, “partisipasi politik”, “pemilu”, “sadar politik dan partisipasi politik sebagai perwujudan iman Katolik”, dsb. serta menjelaskan latar belakang/ alasan pemilihan tema tersebut.

3. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk mulai berdiskusi.

4. Setelah diskusi selesai, fasilitator mengucapkan terimakasih atas partisipasi peserta.

Setelah diskusi kelompok terfokus selesai dilakukan, fasilitator bisa menganalisis catatan proses (notulensi) dan rekaman diskusi agar menghasilkan data-data kualitatif yang memaparkan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Memilih intisari pendapat peserta dengan cara memberi kode (coding) terhadap transkrip diskusi. Misalnya: memberi garis bawah pada kata/kalimat penting tertentu, memberi tanda/simbol pada bagian penting tertentu, atau menuliskan kata-kata kunci di samping paragraf tertentu pada transkrip diskusi.

2. Mengelompokkan hasil coding dalam kategori-kategori yang sama, dan mencermati keterkaitannya satu sama lain.

3. Menarik kesimpulan-kesimpulan analisis.

(Ketiga langkah tersebut biasa disebut sebagai proses reduksi data).


Daftar Pustaka
  • Maleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2009
  • Poerwandari, E. Kristi, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia, Jakarta: LPSP3 UI, 2005
  • Suyanto, Bagong dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Kencana, 2010
  • Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: Pt. RajaGrafindo Persada, 2008