Tampilkan postingan dengan label Psikologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Psikologi. Tampilkan semua postingan

Kamis, 10 Juni 2010

Studi Dokumentasi

Studi Dokumentasi

Teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya.

Dengan menggunakan teknik dokumentasi ini, peneliti mendapatkan dokumen berupa:

a. Brosur (selebaran).

b. Beberapa foto yang digunakan sebagai bahan referensi sekaligus sebagai objek pembahasan yang dikaji dalam penelitian ini.

c. Serta berbagai dokumen penting lainnya yang sekiranya dibutuhkan dalam penelitian ini.

Sementara itu, teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis isi (content analysis). Dengan pertimbangan bahwa analisis isi berangkat dari anggapan dasar ilmu ilmu sosial, dan bahwa studi tentang proses dan isi komunikasi adalah dasar dari studi-studi ilmu sosial.

Mekanisme analisis data dengan menggunakan tehnik analisis isi ini, antara lain: menggunakan lambang-lambang tertentu, mengklasifikasi data dengan kriteria -kriteria tertentu, dan melakukan prediksi.

Dalam study dokumentasi foto lebih banyak digunakan sebagai alat penelitian kualitatif karena dapat dipakai dalam berbagai keperluan. Foto menghasilkan data yang deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan untuk menelaah segi-segi subjektif dan hasilnya sering dianalisis secara induktif. Ada dua kategori foto yang dihasilkan oleh orang dan foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri (Bogdan Dan Biklen, 1982:102).


Daftar Pustaka
  • Maleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2009
  • Poerwandari, E. Kristi, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia, Jakarta: LPSP3 UI, 2005
  • Suyanto, Bagong dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Kencana, 2010
  • Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: Pt. RajaGrafindo Persada, 2008

Field Note (Catatan Lapangan)

Field Note (Catatan Lapangan)

Dalam penelitian ini catatan penelitian sangat berguna bagi peneliti sebagai alat perantara yang peneliti lihat, dengar, rasakan dalam rangka pengumpulan data. Catatan lapangan disusun setelah observasi dan sesudah mengadakan interview dengan subyek penelitian. Hal ini interview dengan subyek penelitian. Hal ini untuk memudahkan penggarapan laporan karena data yang didapat akan mudah dilupakan oleh peneliti.

Oleh karena itu, catatan lapangan dapat digunakan sebagai jantung penelitian kualitatif karena suatu teori harus didukung oleh data dan bahan dalam ingatan. Demikian juga dalam pembuatan laporan penelitian, semuanya harus didukung data yang ada di lapangan dalam hal ini adalah catatan lapangan.

Catatan lapangan harus deskriptif, diberi tanggal dan waktu, dan dicatat dengan menyertakan inforrmasi dasar seperti dimana informasi didapatkan, siapa yang hadir, setting fisik lingkungan, interaksi sosial, aktivitas yang terjadi, dll.

Banister dkk. (1994) perhatikan saat membuat catatan observasi: (a) deskripsi konteks; (b) deskripsi mengenai orang yang diteliti; (c) deskripsi tentang siapa yang melakuka observasi; (d) deskripsi mengenai perilaku yang dilakukan orang yang diteliti; (e) interpretasi sementara penelitian pada kejadian yang diamati;(f) pertimbangan alternative interpretasi lain; serta (g) eksplorasi perasaan dan penghayatan peneliti terhadap kejadian yang diamati.

Bila relevan dan memungkinkan, catatan lapangan juga peru diisi kutipan-kutipanlangsung apa yang dikatakan obyek yang diamati selama proses observasi atau wawancara berlangsung. Catatan lapangan juga berisi perasaan peneliti, reaksi terhadap pengalaman yang dilalui, dan refleksimengenai makna personal dan arti kejadian tersebut dari sisi peneliti (Patton, 1990).

Daftar Pustaka
  • Maleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2009
  • Poerwandari, E. Kristi, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia, Jakarta: LPSP3 UI, 2005
  • Suyanto, Bagong dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Kencana, 2010
  • Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: Pt. RajaGrafindo Persada, 2008

Metode Observasi Dan Interview

Metode Observasi Dan Interview

Observasi

Observasi adalah pengamatan secara langsung obyek dan sumber data yang akan diteliti. Yakni peneliti melakukan kunjungan langsung ke lokasi penelitian guna mengumpulkan data secara langsung karena dengan cara demikian peneliti dapat memperoleh data dengan baik dan akurat. Observasi dalam arti luas adalah peneliti secara terus menerus melakukan pengamatan atas perilaku seseorang.

Sedangkan pengertian observasi yang lebih sempit adalah mengamati dan mendengar

perilaku seseorang selama beberapa waktu tanpa melakukan manipulasi atau pengendalian, serta mencatat penemuan yang memungkinkan atau memenuhi syarat untuk digunakan ke dalam tingkat penafsiran analisis.

Dengan observasi sebagai alat pengumpulan data dimaksudkan observasi dilakukan secara Sistematis.

Dalam observasi ini diusahakan mengamati keadaan yang wajar dan yang sebenarnya tanpa usaha yang disengaja untuk mempengaruhi, mengatur, atau memanipulasi.

Wawancara (Interview)

Wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya jawab dengan tatap muka dan merupakan suatu proses pengumpulan data untuk suatu penelitian.

Jenis wawancara yang digunakan peneliti adalah seperti yang dikemukakan oleh Patton, yaitu sebagai berikut:

  1. Wawancara Pembicaraan Informal

Jenis wawancara ini merupakan wawancara yang berisi pertanyaan yang diajukan sangat bergantung pada wawancara itu sendiri. Hubungan wawancara dan terwawancara adalah dalam suasana biasa, wajar. Sedangkan pertanyaan dan jawabannya berjalan seperti pembicaraan biasa dalam kehidupan sehari -hari.

  1. Pendekatan Menggunakan Petunjuk Umum Wawancara

Pada jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang dirumuskan tidak perlu dinyatakan secara berurutan. Petunjuk wawanc ara hanyalah berisi petunjuk secara garis besar tentang proses dan isi wawancara untuk menjaga agar pokok-pokok yang direncanakan dapat seluruhnya tercakup.

Pelaksanaan wawancara dan pengurutan pertanyaan disesuaikan dengan keadaan dalam konteks wawancara yang sebenarnya.

  1. Wawancara Baku Terbuka

Merupakan wawancara yang menggunakan seperangkat pertanyaan baku. Urutan pertanyaan, kata-katanya, dengan cara penyampaiannyapun sama untuk mengurangi sedapat-dapatnya variasi yang terjadi antara seseorang terwawancara dengan yang lainnya. Jenis wawancara ini digunakan oleh peneliti sebagai alternatif lain dari kedua jenis wawancara di atas. Hal ini dikarenakan jumlah terwawancara sedikit atau terbatas.

Langkah-Langkah Penelitian Kualitatif

Langkah-Langkah Penelitian Kualitatif

Prosedur dan tahap-tahap yang harus dilalui apabila melakukan penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:

Menetapkan Fokus Penelitian

Prosedur penelitian kualitatif mendasarkan pada logika berpikir induktif sehingga perencanaan penelitianya bersifat sangat fleksibel, penelitian kualitatif harus melalui tahap-tahap dan prosedur penelitian yang telah ditetapkan. Hal pertama yang dilakukan sebelum memulai seluruh tahap penelitian kualitatif adalah menetapkapkan research question, yang dalam penelitian kualitatif disebut sebagai fokus penelitian adalah pertanyaan tentang hal-hal yang ingin dicari jawabanya melalui penelitian tersebut.

Menentukan Setting Dan Subjek Penelitian

Setting penelitian dalam penelitian kualitatif merupakan hal yang sangat penting dan telah ditentukan ketika menempatkan fokus penelitian. Setting ddan subjek penelitian merupakan suatu kesatuan yang telah ditentukan sejak awal penelitian. Setting penelitian ini menunjukan komunitas yang akan diteliti dan sekaligus kondisi fisik dan sosial mereka. dalam penelitian kualitatif setting penelitian akan menunjukan lokasi penelitian yang langsung melekat pada fokus penelitian yang telah ditetapkan sejak awal. Setting penellitian ini tidak dapat diubah kecuali fokus penelitianya diubah.

Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian ini menjadi informan yanga akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian.informan penelitian ini meliputi beberapa macam, seperti: (1) informan kunci, yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian, (2) informan utama, yaitu mereka yang terlihat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti; (3) informan tambahan, mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.

Pengumpulan Data, Pengolahan Data, Dan Analisis Data

Pengolahaan data dan analisis data dillakukan secara bersamaan selama proses penelitian. Dalam penelitian kualitatif pengolahan data tidak harus dilakukan setelah data terkumpul, atau analisis data tidak mutlak dilakukan setelah pengolahan data selesai. Dalam hal ini sementara data dikumpulkan, peneliti dapat mengolah dan melakukan analisis data secara bersamaan. Sebaliknya, pada saat menganalisis data, peneliti dapat kembali lagi kelapangan untuk memperoleh tambahan data yang dianggap perlu dan mengolahnya kembali.

Pengolahan data dilakukan dengan cara mengklarifikasi atau mengkategorikan data berdasarkan beberapa tema sesuai fokus penelitianya. Bila penelitian tersebut untuk membentuk proposisi-proposisi atau teori, maka analisis data secara induktif dapat dilakukan melalui beberapa tahap, seperti yang dilakukan (Taylor dan Bogdan, 1984:127) dalam grounded research sebagai berikut:

1. Membuat definisi sementara tentang gejala yang dipelajari

2. Rumuskan suatu hipotesisuntuk menjelaskan gejala tersebut

3. Pelajari suatu kasus untuk melihat kecocokan antara kasus ddan hipotesis

4. Jika hipotesis tidak rumuskan kasus, rumuskan kembali hipotesis gejala yang dipelajari

5. Pelajari kasus-kasus negative untuk menolak hipotesis

6. Bila ditemui kasus negative, formuasikan kembali hipotesis gejala

7. Lanjutkan sampai hipotesis benar-benar diterima dengan cara menguji kasus-kasus yang bervariasi.

Penyajian Data

Prinsip dasar penyajian data adalah membagi pemahaman kita tentang sesuatu hal yang pada orang lain. Oleh Karena itu data yang diperoleh adalah kata-kata dan bukan bentuk angka, sering kali data adalah sebuah kutipan langsung dari kata-kata terwawancara. Hasil penelitian kualitatif juga dapat disajikan dalam bentuk life History, yaitu deskripsi tentang peristiwa dan pengalaman penting dari kehidupan atau beberapa bagian pokok dari kehidupan seseorang dengan kata-katanya sendiri.

Pedoman Penggunaan Penelitian Kualitatif

Ada beberapa pedoman yang dapat digunakan untuk menentukan apakah pendekatan kualitatif memang sesuai untuk diterapkan dalam suatu penelitian (Taylor dan Bogdan 1984; Marshall dan Rossman, 1989; Silverman,1993) sebagai berikut:

1. Pendekatan kualitatif sangat sesuai diterapkan bila penelitian bertujuan untuk memahami makna yang mendasari tingkah laku manusia.

2. Pendekatan kualitatif sesuai diterapkan bila penelitian mendeskripsikan latar dan interaksi yang kompleks dari partisipan.

3. Pendekatan kualitatif sesuai diterapkan pada penelitian untuk mmelakukan penjajakan, atau mengidentifikasi informasi baru.

4. Pendekatan kualitatif Sesuai diterapkan pada penelitian yang bermaksud memahami keadaan yang terbatas jumlahnya dengan fokus yang mendalam dan rinci.

5. Pendekatan kualitatif Sesuai diterapkan pada penelitian mendeskripsikan gejala untuk melahirkan sesuatu teori atau hipotesis.

6. Pendekatan kualitatif Sesuai diterapkan pada variabel-variabel menurut pandangan dan definisi pertisipan.

Penutup

Dalam pennelitian kualitatif peneliti melaksanakan kegiatan penelitian secara objektif terhadap kenyataan subjektif yang diteliti. Dalam hal ini subjektifitas berlaku terhadap kenyataan yang diteliti, dalam arti kenyataan tersebut dilihat dari sudut mereka yang diteliti.

Penelitian kualitatif lebih mementingkan ketepatan dan kecukupan data. Penekanan dalam kualitatif adalah validitas data, yaitu kesesuaian antara apa yang dicatat sebagai data dan apa yang sebenarnya terjadi pada latar yang diteliti.

Rabu, 09 Juni 2010

MACAM-MACAM PENELITIAN KUALITATIF

MACAM-MACAM PENELITIAN KUALITATIF

Palys (1992) menggolongkan tipe-tipe penelitian dalam: (1) Metode-metode kontak langsung (wawancara, diskusi, penggunaan alat proyeksi); (2) metode-metode observasional; (3) metode unobstrusive dan arsip (hasil karya, diari, dll).
Punch (1998) menggolongkan tipe penelitian dalam desain penelitian kualitatif, studi kasus, etnografi dan grounded theory.
Sementara itu Denzin dan Lincoln (1994) membagi tipe-tipe penelitian dalam antara lain, studi kasus; etnografi dan observasi, Partisipatif; fenomenologi, etnomenologi, praktek-prektek interpretif, metode biografi, dan penelitian klinis.

Studi kasus
Studi kasus dapat dibedakan dalam beberapa tipe:
  • Studi kasus intrinsik: penelitian dilakukan karena ketertarikan atau kepedulian terhadap kasus khusus.
  • Studi kasus instrumental: penelitian pada suatu kasus unik tertentu, untuk memahami isu dengan lebih baik dan mengembangkanya, serta memperhalus teori.
  • Studi kasus kolektif: studi kasus instrumental yang diperluas sehingga mencakup beberapa teori.
Metode pengumpulan data dalam studi kasus dapat dilakuan dalam beberapa cara; Observasi, wawancara, maupun studi dokumen/karya/produk tertentu yang terkait dengan kasus.

Etnografi
Etnografi adalah diskripsi tentang kelompok manusia, berkembang dari penelitian antropologis mengenai kelompok masyarakatprimitif/eksotis.
Penelitian Etnografis dapat dibedakan dari karakteristiknya:
  • Deskriptif (konvensional, Interpretif): penelitian yang sering disebut sebagai penellitian etnografi.
  • Kritikal (critical ethnographic, etnological). Yang diteliti adalah praktek-praktek sosialdalam kaitanya dengan sistem dan budaya makro.
Metode pengumpulan data dalam penelitian etnografis:
  • Kegiatan lapangan (observasi, partisipasi, dan wawancara)
  • Penelitian etno-historis (surat, kisah hidup, diari, dll)
  • Memerlukan waktu yang lama karena interpretasi budaya hadir dalam tingkatan yang berbeda, untuk merefleksikan bahwa respon yang tampil memang merefleksikan budaya masyarrakat yang diteliti.
Penelitian Partisipatoris
Penelitian partisipatoris lahir dilatar belakangi oleh banyaknya ketidakpuasan terhadap pendekatan penelitian yang konvensional, serta terhadap bentuk pebangunan atau pengembangan masyarakat yang top-down.
Metode pengumpulan data antara lain: diskusi kelompok terfokus, penyusunan matriks kebutuhan, jadwal harian, Dll.

Metode-metode Unobstrusive
Metode Unobstrusive adalah metode yang bersifat non-reaktif, dalam arti tidak mengundang reaksi khusus dari pihak yang diteliti. Penelitian dilakukan dengan menyandarkan diri pada data unobstrusive, yakni; (1) jejak-jejak fisik; dan (2) arsip/dokumen (Palys, 1992; Punch, 1998).
Jejak-jejak fisik dapat dibedakan dari: (1) Erosi: ada suatu tanda penghilangan yang menunjukan gambaran perilaku tertentu. (2) Akresi: adanya akumulasi bukti-bukti fisik mengindikasikan perilaku tertentu.
Sementara itu dari arsip kita dapat membedakan: (1) arsip resmi, atau arsip yang disusun oleh lembaga public; dan (2) arsip-arsip pribadi.

PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF

PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF

Definisi paradigma

Menurut denzin dan Lincoln (1994) menguraikan : paradigma mencakup keyakinan-keyakinan mengenai (1) Ontologi (makhluk seperti apakah manusia itu? Bagaimanakah sifat realitas?), (2) Epistimologi (hubungan peneliti dengan obyek), dan (3) Metodologi (bagaimana dapat mengetahui).

Menurut Patton (1990) paradigma adalah proposisi yang menerangkan bagaimana dunia dipersepsikan.

Sedangkan menurut Bogdan dan Biklen (1982 : 32) adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian.

Paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu distruktur atau bagaimana bagian-bagian berfungsi pada dasarnya ada kesukaran apabila seseorang ingin mengkonstruksi realitas. Pertama, ada realitas obyektif yang ditelaah, dan hal itu ditelaah melalui realitas subyektif tentang pengertian-pengertian kita. Kedua, paradigma sebagai pandangan dunia seseorang tersebut, membangun realitas, memfokuskan perhatian pada aspek-aspek tertentu.

Ada bermacam-macam paradigma, tetapi yang mendominasi ilmu pengetahuan adalah Scientific Paradigm (paradigma keilmuan atau paradigma ilmiah) dan Naturalistic Paradigm (paradigma alamiah). Paradigma ilmiah bersumber dari pandangan positivisme, sedangkan paradigma alamiah bersumber pada pandangan fenoenologis.

Paradigma alamiah terletak pada kenyataan jamak yang dapat diumpamakan sebagai susunan lapisan kulit bawang, atau seperti sarang, tetapi yang saling membantu yang satu dengan yang lainya. Setiap lapisan menyediakan perspektif kenyataan yang berbeda dan tidak ada lapisan yang dapat dianggap lebih benar daripada yang lainya.

Paradigma alamiah berasumsi bahwa fenomena bercirikan interaktifitas. Walaupun usaha penjajagan dapat mengurangi interaktivitas sampai keminimum, sejumlah besar kemungkinan akan tetapi tersisa. Peneliti alamiah cenderung mengelak dari adanya generalisasi dan menyetujui uraian rinci dan hipotesis kerja. Perbedaan dan bukan kesamaan, yang memberi ciri terhadap konteks yang berbeda.

Ditinjau dari sisi lainya perbedaan paradigma penelitian kuantitatif (ilmiah) dan paradigma penelitian kualitatif (alamiah) digambarkan secaara ringkas sebagai berikut.

PERBEDAAN PARADIGMA PENELITIAN KUANTITATIF (ilmiah) DAN PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF (alamiah)

Ø Modus Kuantitatif (ilmiah)

a. Asumsi

· Fakta sosial memiliki kenyataan obyektif

· Mengutamakan metode

· Variabel dapat diidentifikasikan dan hubungan-hubunganya diukur

· Etik (pandangan dari luar)

b. Maksud

· Generalisasi

· Prediksi

· Penjelasan Kausal

c. Pendekatan

· Mulai dari hipotesis dan teori

· Manipulasi dan control

· Eksperimentasi

· Deduktif

· Analisis komponen

· Mencari consensus, nilai

· Mereduksi data dengan jalan indicator numerikal

d. Peranan Peneliti

· Tidak terikat dan tidak harus memperkenalkan diri

· Gambaran Objektif

Ø Modus Kualitatif (alamiah)

a. Asumsi

· Kenyataan dibangun secara sosial

· Mengutamakan bidang penelitian

· Variabel kompleks, terkait satu dengan lainyadan sukar diukur

· Emik (pandangan dari dalam)

b. Maksud

· Kotekstualisasi

· Interpretasi

· Memahami perspektif ‘subjek’

c. Pendekatan

· Berakhir dengan hipotesis dan teori grounded

· Muncul dan dapat digambarkan

· Peneliti sebagai instrument

· Mencari pola-pola

· Mencari pluralisme, kompleksitas

· Hanya sedikit memanfaatkan indicator numerical

· Penulisan laporan secara deskriptif

d. Peranan Peneliti

· Keterlibatan secara pribadi

· Pengertian empatik


Daftar Pustaka

  • Maleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2009
  • Poerwandari, E. Kristi, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia, Jakarta: LPSP3 UI, 2005
  • Suyanto, Bagong dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Kencana, 2010
  • Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: Pt. RajaGrafindo Persada, 2008