Rabu, 09 Juni 2010

PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF

PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF

Definisi paradigma

Menurut denzin dan Lincoln (1994) menguraikan : paradigma mencakup keyakinan-keyakinan mengenai (1) Ontologi (makhluk seperti apakah manusia itu? Bagaimanakah sifat realitas?), (2) Epistimologi (hubungan peneliti dengan obyek), dan (3) Metodologi (bagaimana dapat mengetahui).

Menurut Patton (1990) paradigma adalah proposisi yang menerangkan bagaimana dunia dipersepsikan.

Sedangkan menurut Bogdan dan Biklen (1982 : 32) adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian.

Paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu distruktur atau bagaimana bagian-bagian berfungsi pada dasarnya ada kesukaran apabila seseorang ingin mengkonstruksi realitas. Pertama, ada realitas obyektif yang ditelaah, dan hal itu ditelaah melalui realitas subyektif tentang pengertian-pengertian kita. Kedua, paradigma sebagai pandangan dunia seseorang tersebut, membangun realitas, memfokuskan perhatian pada aspek-aspek tertentu.

Ada bermacam-macam paradigma, tetapi yang mendominasi ilmu pengetahuan adalah Scientific Paradigm (paradigma keilmuan atau paradigma ilmiah) dan Naturalistic Paradigm (paradigma alamiah). Paradigma ilmiah bersumber dari pandangan positivisme, sedangkan paradigma alamiah bersumber pada pandangan fenoenologis.

Paradigma alamiah terletak pada kenyataan jamak yang dapat diumpamakan sebagai susunan lapisan kulit bawang, atau seperti sarang, tetapi yang saling membantu yang satu dengan yang lainya. Setiap lapisan menyediakan perspektif kenyataan yang berbeda dan tidak ada lapisan yang dapat dianggap lebih benar daripada yang lainya.

Paradigma alamiah berasumsi bahwa fenomena bercirikan interaktifitas. Walaupun usaha penjajagan dapat mengurangi interaktivitas sampai keminimum, sejumlah besar kemungkinan akan tetapi tersisa. Peneliti alamiah cenderung mengelak dari adanya generalisasi dan menyetujui uraian rinci dan hipotesis kerja. Perbedaan dan bukan kesamaan, yang memberi ciri terhadap konteks yang berbeda.

Ditinjau dari sisi lainya perbedaan paradigma penelitian kuantitatif (ilmiah) dan paradigma penelitian kualitatif (alamiah) digambarkan secaara ringkas sebagai berikut.

PERBEDAAN PARADIGMA PENELITIAN KUANTITATIF (ilmiah) DAN PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF (alamiah)

Ø Modus Kuantitatif (ilmiah)

a. Asumsi

· Fakta sosial memiliki kenyataan obyektif

· Mengutamakan metode

· Variabel dapat diidentifikasikan dan hubungan-hubunganya diukur

· Etik (pandangan dari luar)

b. Maksud

· Generalisasi

· Prediksi

· Penjelasan Kausal

c. Pendekatan

· Mulai dari hipotesis dan teori

· Manipulasi dan control

· Eksperimentasi

· Deduktif

· Analisis komponen

· Mencari consensus, nilai

· Mereduksi data dengan jalan indicator numerikal

d. Peranan Peneliti

· Tidak terikat dan tidak harus memperkenalkan diri

· Gambaran Objektif

Ø Modus Kualitatif (alamiah)

a. Asumsi

· Kenyataan dibangun secara sosial

· Mengutamakan bidang penelitian

· Variabel kompleks, terkait satu dengan lainyadan sukar diukur

· Emik (pandangan dari dalam)

b. Maksud

· Kotekstualisasi

· Interpretasi

· Memahami perspektif ‘subjek’

c. Pendekatan

· Berakhir dengan hipotesis dan teori grounded

· Muncul dan dapat digambarkan

· Peneliti sebagai instrument

· Mencari pola-pola

· Mencari pluralisme, kompleksitas

· Hanya sedikit memanfaatkan indicator numerical

· Penulisan laporan secara deskriptif

d. Peranan Peneliti

· Keterlibatan secara pribadi

· Pengertian empatik


Daftar Pustaka

  • Maleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2009
  • Poerwandari, E. Kristi, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia, Jakarta: LPSP3 UI, 2005
  • Suyanto, Bagong dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Kencana, 2010
  • Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: Pt. RajaGrafindo Persada, 2008

0 komentar:

Posting Komentar